Memang bencana banjir sudah akrab di telinga kita. Selain karena musim hujan, banjir juga diakibatkan oleh budaya masyarakat membuang sampah sembarangan, global warming dan kurangnya daerah resapan air, contohnya Kota Jakarta. Ibukota Republik Indonesia ini memang selalu menjadi langganan banjir.
Kurangnya daerah resapan air di Jakarta ini mungkin menjadi salah satu sebab dari banjir. Penurunan daerah resapan air salah satunya diakibatkan oleh maraknya pembangunan perumahan atau vila di daerah resapan air. Bogor mungkin menjadi alternatif wisata penduduk Jakarta. Karena dekat dengan Jakarta, Bogor menjadi daya tarik bagi warga Jakarta untuk mendirikan tempat istirahat. Promosi dan pembangunan yang dilakukan oleh pengembang perumahan di Bogor ini dilakukan sebesar-besarnya agar menarik minat warga Jakarta khususnya pekerja kantoran yang sibuk. Survei yang dilakukan oleh Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) di tahun 2001 menyebutkan bahwa perumahan di wilayah Bogor umumnya lebih banyak berfungsi sebagai rumah kedua.
Bogor memiliki curah hujan tinggi sebesar 3.201,8 mm per tahun dan menyebabkan hampir setiap hari turun hujan dalam setahun (70%) sehingga dijuluki sebagai "Kota Hujan". Wilayah Bogor sangat berpengaruh terhadap ketersediaan air warga Jabotabek, apabila dengan semakin berkurangnya daerah resapan air di bogor maka krisis air akan terjadi di wilayah Jabodetabek. Dengan keadaan seperti ini, maka ada beberapa hal yang harus diperbaiki antara lain perbaikan sistem drainase perumahan, penanggulangan perumahan liar di daerah resapan air yang dilindungi dan pemahaman terhadap masyarakat mengenai pembuangan sampah yang baik dan benar.
Comments (0)
Posting Komentar